Media Online dalam Jurnalistik Online

Media Online dalam Jurnalistik Online. Alkisah, seorang jurnalis Amerika Serikat sedang me-review hasil investigasinya tentang pertempuran Mogadishu, Somalia, tahun 1993. Ia lalu mengemasnya dalam 29 serial artikel untuk Philadelphia Inquirer. Karya jurnalistik itu kemudian dibukukan dengan judul Black HawkDown.

Mark Bowden, nama sang jurnalis itu, ingin hasilreportasenya dimuat di situs www.philly.com. Ia pun terlibatdalam beberapa diskusi dengan Jennifer Musser, seorangjurnalis muda yang diserahi menangani proyek Bowden.

Untuk menuntaskan kerja jurnalistiknya, selama beberapatahun Bowden menyeleksi, mempelajari, dan meneliti ratusanrekaman suara, catatan, dokumen, transkrip percakapan radiopara prajurit Amerika, ribuan foto, puluhan rekaman video,dan sejenisnya. “Anda mau memasukkan itu semua?” tanyaJennifer. Bowden, tentu saja, menginginkan hal itu.

Seperti biasa, Bowden menuliskan hasil laporan jurnalistiknya di kertas hingga tak mungkin ia memuatkandata-data audio dan rekaman video itu di koran. Bahkan, foto-foto pun mesti dipilih karena mustahil masuk cetak semua.

Tetapi, Jennifer, dengan edisi online-nya, justru berbuatlain. Ia dan koleganya di edisi online mengemas semua bahantulisan Bowden, sehingga semuanya termuat dalam satu situsweb. “Luar biasa, ia memuatkan teks, video, audio, dokumen,peta, ilustrasi, dan rubrik tanya jawab online, secara bersamaandi edisi online Inquirer,” kata Bowden.

Sejak diterbitkan secara online, artikel serial Bowden di-akses oleh jutaan orang sedunia, di mana pun berada. Ter-masuk para pelaku yang terlibat langsung dalam PertempuranMogadishu yang terkenal itu.

“Aku mesti berterima kasih kepada Jennifer. Dengan alat jurnalistik baru’-nya, artikelku makin prima karena disuntinglangsung oleh para pelakunya sendiri,” kata Bowden.

Kisah dan ungkapan Bowden seperti dimuat Gatra.com 26 Juli 2011 dengan judul “News Online: JurnalismeMasa Depan” di atas menggambarkan dengan sangat baikkarakteristik utama dan keunggulan media online, yaitu”ruang tanpa batas” (unlimited space) sehingga bisa memuatsepanjang dan sebanyak mungkin karya jurnalistik.

Sajian informasi media online tidak dibatasi ruang(halaman) seperti suratkabar dan tidak dibatasi waktu (durasi)seperti dialami radio dan televisi. Media online bisa memuatMedia Online29semua komponen-teks (transkrip), video, audio, juga fotodan semua tampil berbarengan.

Tidak hanya itu, tak seperti televisi dan radio yangmengharuskan bahkan “memaksa” pemirsa memasang matadan telinga supaya tak ada informasi yang terlewatkan, audiensmedia online bisa memperoleh semua informasi tanpa merasatersiksa karena harus berkonsentrasi. Mereka bahkan bisamengomentari subyek berita semaunya”. Pembaca bisa ikutmengoreksi, memuji, dan mengecam wartawan pembuatberita, para kolumnis, dan sesama pengakses berita online.

Pengertian Media Online

Per definisi, media online online media)-disebut juga cybermedia (media siber), internet media (media internet), dan new media (media baru)-dapat diartikan sebagai media yang tersaji secara online di situs web (website) internet.

Pedoman Pemberitaan Media Siber (PPMS) yang dikeluarkan Dewan Pers mengartikan media siber sebagai “segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers.”

Media online bisa dikatakan sebagai media “generasiketiga” setelah media cetak (printed media)-koran, tabloid,majalah, buku-dan media elektronik (electronic media)-radio,televisi, dan film/video.

Media online merupakan produk jurnalistik online ataucyber journalisme yang didefinisikan sebagai “pelaporan faktaatau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melaluiinternet” (wikipedia).

Dalam perspektif studi media atau komunikasi massa, media online menjadi objek kajian teori “media baru” (new media), yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke konten (isi/informasi) kapan saja, di mana saja, pada setiap perangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif, partisipasi kreatif, dan pembentukan komunitas sekitar konten media, juga aspek generasi “real-time”.

New media merupakan penyederhanaan istilah (simpli- fikasi) terhadap bentuk media di luar lima media massa konvensional-televisi, radio, majalah, koran, dan film. Sifat new media adalah cair (fluids), konektivitas individual, dan menjadi sarana untuk membagi peran kontrol dan kebebasan (Chun, 2006).

New media merujuk pada perkembangan teknologi digital, namun new media) sendiri tidak serta merta berarti media digital. Video, teks, gambar, grafik yang diubah menjadi data- data digital berbentuk byte, hanya merujuk pada sisi teknologi mutlimedia, salah satu dari tiga unsur dalam new media, selain ciri interaktif dan intertekstual.

Jenis-Jenis Media Online

Secara teknis atau “fisik”, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori media online adalah portal, website (situs web, termasuk blog dan media sosial seperti facebook dan twitter), radio online, TV online, dan email.

Yang menjadi objek kajian dalam pembahasan buku ini adalah media online berupa website, utamanya website berita (news online media), utamanya karena situs berita merupakan media online yang paling umum diaplikasikan dalam praktik jurnalistik modern dewasa ini.

Media online berupa situs berita bisa kita klasifikasikan menjadi lima kartegori:

  • Situs berita berupa “edisi online” dari media cetaksuratkabar atau majalah, seperti republika online, kompascybermedia, media-indonesia.com, seputar-indonesia.com, pikiran-rakyat.com, dan tribunjabar.co.id.
  • Situs berita berupa “edisi online” media penyiaran radio,seperti Radio Australia (radioaustralia.net.au) dan RadioNederland (mw.nl).
  • Situs berita berupa “edisi online” media penyiaran televisi, seperti CNN.com, metrotvnews.com danliputan6.com
  • Situs berita online “murni” yang tidak terkait denganmedia cetak atau elektronik, seperti antaranews.com,detik.com, dan VIVA News.
  • Situs “indeks berita” yang hanya memuat link-link beritadari situs berita lain, seperti Yahoo! News, Plasa.msn.com, NewsNow, dan Google News-layanan kompilasiberita yang secara otomatis menampilkan berita dariberbagai media online.

Dari sisi pemilik atau publisher, jenis-jenis website dapatdigolongkan menjadi enam jenis:

  • News Organisation Website: situs lembaga pers atau penyiaran, misalnya edisi online suratkabar, televisi, agenberita, dan radio.
  • Commercial Organization Website: situs lembaga bisnisatau perusahaan, seperti manufaktur, retailer, dan jasakeuangan, termasuk toko-toko online online store) danbisnis online.
  • Website Pemerintah: di Indonesia ditandai dengandomain [dot] go.id seperti indonesia.go.id (Portal Nasional Indonesia), setneg.go.id, dan dpr.go.id. 6
  • Website Kelompok Kepentingan (Interest Group), terrnasuk website ormas, parpol, dan LSM. e
  • Website Organisasi Non-Profit: seperti lembaga amal atau grup komunitas
  • Personal Website (Blog).
Media Online dalam Jurnalistik Online

Karakteristik Media Online

Karakteristik sekaligus keunggulan media online dibandingkan “media konvensional” (cetak/elektronik) identik dengan karakteristik jurnalistik online, antara lain:

  • Multimedia: dapat memuat atau menyajikan berita/ informasi dalam bentuk teks, audio, video, grafis, dan gambar secara bersamaan.
  • Aktualitas: berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian.
  • Cepat: begitu diposting atau diupload, langsung bisa diakses semua orang.
  • Update: pembaruan (updating) informasi dapat dilakukan dengan cepat baik dari sisi konten maupun redaksional, misalnya kesalahan ketik/ejaan. Kita belum menemukan istilah “ralat” di media online sebagaimana sering muncul di media cetak. Informasi pun disampaikan secara terusmenerus. e»
  • Kapasitas luas: halaman web bisa menampung naskah sangat panjang
  • Fleksibilitas: pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan di mana saja, juga jadwal terbit (update) bisa kapan saja bisa, setiap saat. 86 Luas: menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.
  • Interaktif: dengan adanya fasilitas kolom komentar dan chat room.
  • Terdokumentasi: informasi tersimpan di “bank data” (arsip) dan dapat ditemukan melalui “link”, “artikel terkait”, dan fasilitas “cari” (search).
  • Hyperlinked: terhubung dengan sumber lain (links) yang berkaitan dengan informasi tersaji.

Ada juga karakter media online yang menjadi kekurangan atau kelemahannya, di antaranya:

  • Ketergantungan terhadap perangkat komputer dan koneksi internet. Jika tidak ada aliran listrik, baterei habis, dan tidak ada koneksi internet, juga tidak ada browser, maka media online tidak bisa diakses.
  • Bisa dimiliki dan dioperasikan olah “sembarang orang”. Mereka yang tidak memiliki keterampilan menulis sekalipun dapat menjadi pemilik media online dengan isi berupa “copy-paste” dari informasi situs lain.
  • Adanya kecenderungan mata “mudah lelah” saat membaca informasi media online, khususnya naskah yang panjang.
  • Akurasi sering terabaikan. Karena mengutamakan kecepatan, berita yang dimuat di media online biasanya tidak seakurat media cetak, utamanya dalam hal penulisan kata (salah tulis).

Manajemen Konten

Dari segi isi (konten) atau sajian informasi, yang disajikan media online secara umum sama dengan media cetak seperti koran atau majalah, yakni terdiri dari berita (news), artikel Opini (wiews), feature, foto, dan iklan yang dikelompokkankategori (media cetak: rubrik) tertentu, misalnya kategori berita nasional, ekonomi, berita olah raga, dan politik.

Yang berbeda dengan media cetak adalah kemasan informasi media online tidak hanya dalam bentuk teks dan gambar (foto), namun juga bisa dilengkapi dengan audio, video, visual, audio-video, animasi, grafis, link, artikel terkait (related posts), bahkan interactive game, serta kolom komentar untuk memberi ruang bagi pembaca menyampaikan opininya.

Isi media online umumnya dibagi dua bagian, yaitu “halaman” (page) dan “kategori” (category). Page biasanya berisi informasi “statis”, seperti profil (about us), buku tamu (guestbook), atau informasi penting lainnya. Category-rubrikasi dalam media cetak atau program di media elektronikadalah pengelompokan jenis tulisan dari sisi topik atau tema, misalnya berita nasional, informasi produk, artikel opini, feature dan tips.

Pembaca media online dimudahkan dalam menemukan infomasi. Mereka bisa langsung menuju informasi yang dicarinya berkat fasilitas page dan category ini dengan adanya panduan “menu navigasi” (navigation menu) yang tinggal diklik-biasanya di bagian bawah web header atau di samping (sidebar).

Penataan page dan category di media online dimudahkan dengan adanya fasilitas atau perangkat Content Management System (CMS), yaitu sistem yang menyediakan kumpulan prosedur yang digunakan untuk mengelola tampilan dan konten website, seperti mengontrol akses ke data berdasarkan peran pengguna (yaitu, menentukan informasi pengguna atau kelompok pengguna dapat melihat, mengedit, mempublikasikan, dan lain-lain), memfasilitasi penyimpanan dan pengambilan data, mengurangi duplikasi input, menyeder hanakan penulisan laporan: dan meningkatkan komunikasi di antara pengguna.

Plattorm CMS memungkinkan pengelola isi website (content editor) untuk mempublikasikan, mengedit dan memodifikasi konten. CMS yang digunakan secara luas antara lain WordPress, Joomla, dan Drupal.

Kredibilitas Media Online

Media online diragukan dari sisi kredibilitas mengingat orang yang tidak memiliki keterampilan menulis (jurnalistik) yang memadai pun bisa mempublikasikan informasinya. Kredibilitas tinggi umumnya dimiliki media online yang dikelola oleh lembaga pers yang juga menerbitkan edisi cetak atau elektronik. Menurut berbagai survei di Amerika, seperti dilaporkan Cassidy (2007) dalam “Online news credibility: An examination of the perceptions of newspaper journalists” (Journal of Computer-Mediated Communication), selama dua dekade terakhir, kepercayaan publik terhadap media massa menurun (Project For Excellence in Journalism, 2006). The Pew Research Center (2005) melaporkan, 6046 orang Amerika berpikir media bias secara politik dalam laporan mereka.

Kepercayaan publik terhadap organisasi berita utama juga telah menurun sejak pertengahan 1980-an. Sebagai contoh, tahun 2002 hanya 6596 orang Amerika yang disurvei menilai berita ABC sebagai sangat dipercaya, turun dari 8396 tahun 1985. Mengenai kredibilitas informasi online, penelitian umumnya menemukan, tingkat kepercayaan publik terhadap berita online sama dengan media lainnya. Johnson dan Kaye (1998) mensurvei pengguna internet secara politik, apakah mereka memandang media online sangat kredibel seperti media tradisional. Hasilnya, koran online, majalah berita, dan situs yang berorientasi politis dinilai setidaknya “agak dipercaya” oleh lebih dari dua pertiga responden. Selain itu, surat kabar online dan literatur kandidat secara online dinilai signifikan lebih kredibel daripada media tradisional.

Survei The Online News Association (2002) melaporkan, berita online dinilai sama kredibelnya dengan media tradisional. Studi Ognianova (1998) menemukan, situs berita yang terkait dengan jaringan surat kabar atau televisi dianggap lebih kredibel daripada situs tersebut tidak terkait dengan organisasi seperti itu. Namun demikian, kredibilitas media online menurun dari sisi akurasi. Sebagian besar wartawan yang disurvei dalam penelitian Pew Research Center (2004) mengatakan, internet telah meningkatkan jumlah informasi yang salah. Arant dan Anderson (2001) bahkan menemukan, hampir setengah editor media online mengaku punya sedikit waktu untuk memverifikasi informasi sebelum berita itu diposting.

Dengan fakta di atas, anggapan media cetak akan “habis” digulung media online tidaklah tepat. Media cetak tetap memiliki pasar tersendiri dan memiliki kredibilitas yang lebih dibandingkan media online. Dibandingkan dengan media online, media cetak hadir di tengah pembacanya melalui proses yang rumit. Namun berkat kerumitan itu pula, hasilnya lebih kredibel dan akuntabel dibandingkan media online.

Dalam jurnalistik cetak ada rangkaian newsprocessing —news planning, news hunting, news writing, news editing, layouting/setting, pracetak, cetak, dan distirbusi.Kecermatan pun terjaga karena sebelum sampai kepada pembaca ia melalui “banyak tangan” yang sengaja atau tidak disengaja turut melakukan penyuntingan, mulai dari wartawannya, editor, hingga proof reader atau korektor.

Sang layouter, misalnya, juga sering menamukan judul atau naskah yang salah ketik atau salah eja. Karena proses yang rumit itu pula, karya jurnalistik cetak lebih dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan (kredibilitas dan akuntabilitas). Karakter lain, penggunaan bahasa jurnalistik dalam jurnalistik cetak diberlakukan secara ketat karena keterbatasan halaman/ruang atau sangat mempengaruhi layout/tata letak. Alhasil, media online dan media cetak saling melengkapi, saling dukung, bukan saling mengalahkan.


Sumber Referensi: 
~ Jurnalistik Online : Panduan Praktis Mengelola Media Online, Asep Syamsul M. Romli, 2015.

# Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online # Jurnalistik Online # Media Online #


Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top